Cinta AYAH...
Suatu ketika ada serombongan pemuda mengunjungi daerah wisata kawah ijen, Banyuwangi.
Mereka mendaki dari bawah hingga ke puncak kemudian turun
kekawah dengan susah payah, waktu tempuh mereka 1,5 jam dengan napas
tersengal-sengal dan rasa capek yang sangat diseluruh tubuh.
Didekat mereka ada seorang pria paruh baya yang membawa
sekeranjang besar batu gamping dari kawah kemudian dibawa ke kaki gunung
utk dijual.
Sang pria separuh baya itu melakukannya berkali2, beberapa
pemuda wisatawan tadi tertarik utk mencoba memikul bawaan sang bapak
tadi. Hasilnya jangankan bergerak, utk mengangkat sekalipun mereka
kesusahan.
Kemudian salah satu pemuda tersebut bertanya : " bapak, apa anak bapak tahu resiko pekerjaan yang bapak lakukan".
Sang Bapak dengan wajah tersenyum menjawab " anak saya sedang kuliah dan
sekolah saat ini, mereka tidak pernah tahu dan tidak akan pernah saya
beritahu resiko kerja saya, biarlah mereka belajar dengan tenang dan
tidak perlu khawatir dengan keadaan saya, ini sudah tanggung jawab saya
sebagai Ayah, melihat anak2 saya bisa sekolah dengan senang saja saya
sudah bahagia."
Mendengar jawaban sang bapak, pemuda tadi tidak kuasa
menahan haru dan air matanya meleleh dipipinya, ia langsung teringat
akan Ayahnya sendiri yang pasti juga sama perjuangannya.
Saudara & sahabatku, setiap ayah-ayah kita pastilah memiliki sikap yang sama.
Sikap berjuang tanpa lelah untuk mencari nafkah yang halal demi keluarga tercintanya, bahkan ia rela "memikul" masalah atau resiko besar sekalipun dan menggantinya dengan senyuman menenangkan agar keluarganya tidak ikut khawatir.
Sikap berjuang tanpa lelah untuk mencari nafkah yang halal demi keluarga tercintanya, bahkan ia rela "memikul" masalah atau resiko besar sekalipun dan menggantinya dengan senyuman menenangkan agar keluarganya tidak ikut khawatir.
Percayalah bukan balas jasa berupa pemberian materi
berlimpah yang membahagiakan ayah kita, tapi cukuplah dengan melihat
kita, anak-anaknya sukses dengan prestasi hidup, sikap yang baik dan
bertakwa kepada Alloh lah yang membuat Ayah kita bahagia, karena itu
semua menjadi bekal kebanggaannya ketika bertemu Alloh nantinya.
Cinta Ayah sama besarnya dengan Cinta Ibu
Beliau berdua rela mengorbankan hidupnya demi anak-anaknya tercinta.
Sedangkan Cinta kita?
Cinta kita sudah terbagi untuk pasangan hidup kita serta anak keturunan kita.
Berapapun Rezeki yang kita terima, mari kita dahulukan kebahagiaan orang tua kita.
Robbaba Taqobbal Minna.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.
Semoga Bermanfaat.
Bayu Prasetyo
Ilustrasi Gambar: http://mainanblogifa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar