Subscribe:

Minggu, 10 Mei 2015

Pemberat Timbangan Kebaikan

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Aash ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memisahkan salah seorang dari umatku di hadapan banyak mahkluk pada hari Kiamat, lalu dibukalah 99 catatan amal yang besar, masing-masing catatan amal (panjang dan lebarnya) sejauh pandangan mata, lalu Allah berfirman, “Apakah kamu mengingkari hal ini? Apakah para pencatat-Ku yang selalu menjaga (amalmu) menzalimimu?" Dia berkata, “Tidak, wahai Tuhanku.” Allah berfirman, “Apakah kamu punya alasan?" Ia menjawabnya, “Tidak, wahai Tuhanku.” Allah pun berfirman, “Sebenarnya kamu memiliki kebaikan pada sisi Kami, pada hari ini kamu tidak akan dizalimi,” lalu dikeluarkanlah sebuah lembaran yang tertulis di situ, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”, Allah berfirman, “Siapkan timbangan!” Ia pun berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana lembaran ini bisa mengalahkan berat catatan-catatan amal (buruk).” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak akan dizalimi.” Kemudian ditaruhlah catatan-catatan amal buruk di daun timbangan yang satu sedangkan lembaran yang tadi ditaruh di daun timbangan yang satu lagi, maka tiba-tiba catatan-catatan amal buruk menjadi ringan dan lembaran tadi menjadi berat. Oleh karena itu tidak ada sesuatu pun yang berat jika dihadapkan dengan nama Allah.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Baihaqi dalam Asy Syu'abdan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami'no.1776) #subhanallah


Sabtu, 02 Mei 2015

Usia Bukan Batasan Bersedekah

Usia bukan batasan untuk berhenti bersedekah. Itolah motto yang selalu ditanamkan Mbah Asrori (92) dalam hidupnya.

Kakek warga asli Semarang tersebut setiap hari Jumat selalu bersedekah nasi bungkus lengkap dengan lauk pauknya kepada orang-orang yang membutuhkan seperti pemulung, tukang becak atau siapa pun yang membutuhkan makanan.

Dengan sepeda ontel kesayangannya, Mbah Asrori berkeliling untuk membagikan nasi bungkus tersebut.

"Mbah Asrori setidaknya menyisihkan Rp 400.000 per bulan untuk bersedekah padahal penghasilan beliau juga tidak tentu," ujar Fajar Ali Imron, salah seorang tetangga Mbah Asrori kepada brilio.net Jumat (17/4)

Kakek dengan 3 anak dan 10 cucu tersebut memang hanya berprofesi sebagai guru mengaji bagi anak-anak sekitar, penghasilannya hanya sekitar Rp 800.000 perbulan. Sedekah yang dilakukan Mbah Asrori tersebut semata-mata bukan hanya karena ingin menolong mereka yang membutuhkan makan saja, namun Mbah Asrori iba melihat tetangganya yang seorang janda berjualan nasi bungkus.

Dengan membeli dagangannya Mbah Asrori dapat menolong penjual janda tersebut dan juga orang-orang yang membutuhkan makan. Menurut Fajar, lima tahun silam Mbah Asrori bahkan sudah berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dari uang hasil tabungannya.

"Sebenernya kalau dilogika dengan penghasilannya tersebut mustahil beliau bisa berangkat haji, tapi ya itulah kalau orang ikhlas bersedekah pasti ada saja rejekinya," ujar Fajar lagi

Sifat dermawan Mbah Asrori ini benar-benar patut dicontoh oleh semua orang. Mungkin penghasilannya tidak seberapa, tapi amalnya luar biasa!

Salam

Bayu Prasetyo
Twitter: @MotivaBisnis
FB: Bayu MotivaBisnis Prasetyo
LinkedIn: Bayu Prasetyo