Burung kecil ingin memadamkan api yang hendak membakar Nabi Ibrahim as.
Api yang menyala-nyala itu disiapkan Raja Namrud untuk menghukum
Ibrahim, bapak para Nabi.
Burung itu berparuh kecil. Badannya
juga mungil. Namanya Bulbul. Tetapi, meski kecil, ia burung yang tidak
mudah putus asa. Ia terbang mencari air ke lautan. Paruh mungilnya
menampung sedikit air.
Dari ketinggian, ia menyiramkan air itu
ke api yang berkobar-kobar yang di dalamnya ada Nabi Ibrahim as, sang
Khalilullah. Secuil air dari paruh mungil hendak memadamkan api yang
tengah menyala-nyala?
Berbagai hewan, pohon dan tumbuhan
menertawakan ulah Bulbul kecil. Mana mungkin memadamkan nyala api unggun
hanya dengan beberapa tetes air dari kejauhan?
Tapi ia tidak
putus asa. Burung kecil terus berusaha. Bolak balik ia pergi ke laut,
menciduk air lagi, dan menuangkannya ke atas api unggun.
Ketika mendengar cemoohan hewan dan pepohonan itu, burung Bulbul kecil berkata:
“Aku tahu aku tidak akan bisa memadamkan api Namrud ini. Tetapi aku
ingin Allah mencatat aku sebagai makhluk-Nya yang telah berusaha untuk
memadamkan api itu…”
Seekor burung kecil berusah untuk
memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as. Walaupun usahanya kecil
tetapi burung kecil ini telah berbuat semampunya untuk menyelamatkan
Nabi Ibrahim as.
Dari Ibnu Mas'ud ra. dari Rasulullah saw.
sesungguhnya beliau bersabda, "Setiap tiba waktu shalat diutuslah
seorang penyeru (malaikat), lalu ia berseru, "Wahai anak Adam,
berdirilah dan padamkanlah api yang telah engkau nyalakan untuk membakar
dirimu." (HR. Thabrani - At-Targhib)
Bermakna siapa yang tidak
shalat maka dia telah berusaha untuk menyalakan api untuk membakar
tubuhnya dan apinya ini jauh lebih panas dari api yang membakar Nabi
Ibrahim as. Api neraka itu 69 kali jauh lebih panas daripada api dunia.
Kita ini hanya makhluk Allah yang kecil dan mungil. Tetapi kita harus
ada usaha untuk memadamkan api yang membakar itu. Walaupun hanya setetes
air yang kita gunakan. Yang penting kita sudah ada usaha untuk
memadamkannya.
Sebuah kebakaran telah terjadi disamping rumah
kita. Maka kita akan berusaha untuk memadamkannya. Apalagi kita tahu ada
seorang anak gadis yang cantik yang ada dikobaran api tersebut. Dia
adalah gadis pujaan hati kita. Bukan hanya setetes air lagi yang kita
ambil untuk memadamkan api. Tetapi semua potensi yang ada dalam diri
kita akan kita kerahkan untuk memadamkan api tersebut.
Berapa
banyak hari ini manusia yang menyalakan api untuk membakar tubuhnya.
Tetapi kita tidak ada usaha sedikit pun untuk memadamkannya. Walaupun
hanya setetes air.
Setetes air dalam pandangan kita tidak ada nilainya apa-apa Tetapi setetes air dalam pandangan Allah, itu sudah sangat besar sekali nilainya
Ketika kita hendak melangkahkan kaki kemasjid. Jumpa dengan teman,
“Saudaraku panggilan Allah sudah datang. Mari kita tunaikan maunya Allah
kalau kita tunaikan maunya Allah maka Allah pun akan tunaikan maunya
kita”
Walaupun hanya setetes ini sudah sangat besar nilainya dalam pandangan Allah. Dua tetes air mata ditengah malam. Menyesali semua dosa. Itu sudah cukup untuk memadamkan api nerakanya Allah SWT.
Saudaraku, mulailah untuk berbuat walaupun hanya setetes. Burung kecil
dicaci oleh makhluk lain karena perbuatannya. Walaupun kita dicaci dan
dimaki tetaplah berbuat kebaikan. Walaupun itu hanya setetes
“Aku tahu aku tidak akan bisa memadamkan api Neraka. Tetapi aku ingin
Allah mencatat aku sebagai makhluk-Nya yang telah berusaha untuk
memadamkan api itu…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar