Subscribe:

Kamis, 14 Februari 2013

PADAMKANLAH API YANG MEMBAKAR TUBUHMU

PADAMKANLAH API YANG MEMBAKAR TUBUHMU

 
 
Burung kecil ingin memadamkan api yang hendak membakar Nabi Ibrahim as. Api yang menyala-nyala itu disiapkan Raja Namrud untuk menghukum Ibrahim, bapak para Nabi.

Burung itu berparuh kecil. Badannya juga mungil. Namanya Bulbul. Tetapi, meski kecil, ia burung yang tidak mudah putus asa. Ia terbang mencari air ke lautan. Paruh mungilnya menampung sedikit air.

Dari ketinggian, ia menyiramkan air itu ke api yang berkobar-kobar yang di dalamnya ada Nabi Ibrahim as, sang Khalilullah. Secuil air dari paruh mungil hendak memadamkan api yang tengah menyala-nyala?

Berbagai hewan, pohon dan tumbuhan menertawakan ulah Bulbul kecil. Mana mungkin memadamkan nyala api unggun hanya dengan beberapa tetes air dari kejauhan?

Tapi ia tidak putus asa. Burung kecil terus berusaha. Bolak balik ia pergi ke laut, menciduk air lagi, dan menuangkannya ke atas api unggun.

Ketika mendengar cemoohan hewan dan pepohonan itu, burung Bulbul kecil berkata:

“Aku tahu aku tidak akan bisa memadamkan api Namrud ini. Tetapi aku ingin Allah mencatat aku sebagai makhluk-Nya yang telah berusaha untuk memadamkan api itu…”

Seekor burung kecil berusah untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as. Walaupun usahanya kecil tetapi burung kecil ini telah berbuat semampunya untuk menyelamatkan Nabi Ibrahim as.

Dari Ibnu Mas'ud ra. dari Rasulullah saw. sesungguhnya beliau bersabda, "Setiap tiba waktu shalat diutuslah seorang penyeru (malaikat), lalu ia berseru, "Wahai anak Adam, berdirilah dan padamkanlah api yang telah engkau nyalakan untuk membakar dirimu." (HR. Thabrani - At-Targhib)

Bermakna siapa yang tidak shalat maka dia telah berusaha untuk menyalakan api untuk membakar tubuhnya dan apinya ini jauh lebih panas dari api yang membakar Nabi Ibrahim as. Api neraka itu 69 kali jauh lebih panas daripada api dunia.

Kita ini hanya makhluk Allah yang kecil dan mungil. Tetapi kita harus ada usaha untuk memadamkan api yang membakar itu. Walaupun hanya setetes air yang kita gunakan. Yang penting kita sudah ada usaha untuk memadamkannya.

Sebuah kebakaran telah terjadi disamping rumah kita. Maka kita akan berusaha untuk memadamkannya. Apalagi kita tahu ada seorang anak gadis yang cantik yang ada dikobaran api tersebut. Dia adalah gadis pujaan hati kita. Bukan hanya setetes air lagi yang kita ambil untuk memadamkan api. Tetapi semua potensi yang ada dalam diri kita akan kita kerahkan untuk memadamkan api tersebut.

Berapa banyak hari ini manusia yang menyalakan api untuk membakar tubuhnya. Tetapi kita tidak ada usaha sedikit pun untuk memadamkannya. Walaupun hanya setetes air.

Setetes air dalam pandangan kita tidak ada nilainya apa-apa
Tetapi setetes air dalam pandangan Allah, itu sudah sangat besar sekali nilainya
Ketika kita hendak melangkahkan kaki kemasjid. Jumpa dengan teman, “Saudaraku panggilan Allah sudah datang. Mari kita tunaikan maunya Allah kalau kita tunaikan maunya Allah maka Allah pun akan tunaikan maunya kita”

Walaupun hanya setetes ini sudah sangat besar nilainya dalam pandangan Allah.
Dua tetes air mata ditengah malam. Menyesali semua dosa. Itu sudah cukup untuk memadamkan api nerakanya Allah SWT.

Saudaraku, mulailah untuk berbuat walaupun hanya setetes. Burung kecil dicaci oleh makhluk lain karena perbuatannya. Walaupun kita dicaci dan dimaki tetaplah berbuat kebaikan. Walaupun itu hanya setetes

“Aku tahu aku tidak akan bisa memadamkan api Neraka. Tetapi aku ingin Allah mencatat aku sebagai makhluk-Nya yang telah berusaha untuk memadamkan api itu…”
 Source: Kargozari Dakwah

Tidak ada komentar: