“Orang kaya itu pelit.
Orang kaya itu sombong, orang kaya itu semena-mena.” Mungkin inilah gambaran
yang ditampilkan oleh televisi. Banyak sinetron yang menggambarkan seorang yang
kaya raya namun anaknya sombong sambil menggunakan mobil mewah, istri atau
suaminya selingkuh, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. Saya tidak bisa
memungkiri bahwa penomena ini ada dalam
kehidupan kita.
Pemikiran
kebanyakan orang adalah setia manusia menjalankan bisnis berarti ia sedang
mencari profit atau keuntungan. Hal ini adalah paradigm umum yang muncul di
masyarakat kita. Dengan banyaknya kekayaan maka semakin banyak pula orang kaya
tersebut menjadi lebih pelit Karena khawatir uangnya akan habis. Padahal tidak
seperti itu.
Prinsip
dasar dari sebuah bisnis adalah melayani, sepakat tidak? Begini-begini, ketika
anda berjualan maka yang anda lakukan ketika ada pelanggan adalah melayani kan?
Nah, pelayanan tersebut adalah sebuah aktifitas yang saling memberikan manfaat.
Ada istilah pembeli adalah raja, pembeli adalah tamu kehormatan bagi seorang
pedagang. Dengan berbisnis kita sedang memberikan tenaga, pelayanan dan hal-hal
lainnya.
Banyak
pebisnis-pebisnis pemula sering berpikiran diawal bahwa berbisnis adalah untuk
mendapatkan prfit atau keuntungan. Hal ini tentu saja tidak salah. Tetapi
dengan konsep seperti ini bisnis apa saja saya yakin tidak akan bertahan lama.
Kenapa? Karena terfokus pada keuntungan, bukan pelanggan. Bisnis yang baik
selalu diawali dari bagaimana memberikan kepuasan kepada pelanggan. Jadi,
prinsipnya adalah member terlebih dahulu kepada pelanggan. Ini adalah prinsip
utama yang harus dipegang oleh para pelaku bisnis. Dengan begitu maka setiap
pelanggan akan merasakan kepuasan. Dengan puasnya pelanggan maka ia akan lebih
sering berbelanja kepada anda dan bahkan ia akan dengan suka rela memprmosikan
bisnis anda kepada kerabat-kerabatnya.
Oh
iya, bukankah konsep yang saya jelaskan tadi adalah mirip seperti konsep
sedekah? Oke, kita coba pelajari sedikit ilmu agama ya. Begini Firman-Nya:
“Perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
(QS Al Baqarah, 2: 261)
See,
Allah swt sudah menjanjikan kepada siapa saja yang menginfakan, mensedekahkan
baik harta maupun yang lainnya akan melipatgandakannya. Sama halnya ketika kita
berbisnis, ketika kita meniatkan bahwa bisnis kita adalah dalam rangka melayani
klien, nasabah, pelanggan kita dengan niatan ibadah, maka Allah swt sudah
menjanjikan akan melipatgandakan apa yang sudah kita berikan kepada orang lain.
Melihat dari ayat diatas, Allah swt akan melipatgandakan minimal 700 kali
lipat. Wow, hanya dengan merubah cara berpikir kita Allah swt sudah merubah
rezeki kita kedepan.
Apa yang sudah saya bahas diatas adalah salah
satu efek dari merubah cara berpikir saja. Lalu apa saja perubahan yang
lainnya? Biasanya orang yang sudah merubah pola pikir menjadikan bisnis sebagai
ibadah, maka spiritualitas orang tersebut akan menjadi lebih baik. Ia akan
berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah swt dengan amanah yang diembannya.
Selain itu ia akan lebih bersrukur dengan cara menginfakan hartanya di jalan
yang benar. Jika pebisnis-pebisnis di Indonesia sudah mempunyai pola pikir
seperti ini, saya yakin Indonesia akan lebih sejahtera, Indonesia akan lebih
mudah keluar dari krisis multi dimensi seperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar